ILMU NAHWU

  "Manusia tanpa bahasa sama halnya dengan benda mati"

    Okeh guys sudahkah anda mengerti mengapa bahasa Arab itu sangat penting ? Untuk memahami agama atau menafsirkan segala sesuatu yang berhubungan dengannya ? 
   Nah, disini kita akan membahas dengan perlahan sebagaimana yang saya ketahui sejauh ini. Bahasa adalah ungkapan orang berbicara untuk menyampaikan maksudnya. 

Rukun ilmu bahasa Arab ada empat 
1. Bahasa
2. Nahwu
3. Bayan
4. Adab

       Menguasai 4 ilmu ini sangat penting, terkhusus bagi para ahli agama islam atau para pendakwah. Karena hukum agama ini bersumber pada Al-Qur'an dan Hadits, semuanya memakai bahasa Arab. Bahkan sebagai penjelas problem yang ada. Dari sekian banyak disiplin ilmu yang harus didahulukan adalah ilmu nahwu. Sebab dengan ilmu ini kita dapat mengetahui maksud dan tujuan suatu bahasa.  
     Tanpa ilmu nahwu kita tidak bisa memahami fiil, maf'ul, mubtada, dan Khabar. Berbeda dengan ilmu Bahasa (Lughah) jika kita tidak memahami ilmu nahwu maka kita bisa gagal paham memahami semuanya.
 
       Ilmu nahwu pertama kali dicetuskan oleh Abu Aswad Ad-Du'ali dari Bani kinanah. Hal ini di dasarkan karena petunjuk dari Ali Radhiyallahu Anhu ketika ketika Ali melihat perubahan naluri sehingga ia memberi perintah agar dihafal.

       Kita lihat bagaimana bahasa Ajam yang menggunakan bahasa lebih panjang untuk menafsirkan atau menyampaikan tujuan dan maksud nya dengan dipaksakan. Mungkin inilah arti Sabda Rasulullah Saw 

   "Dikarunia kan padaku perkataan yang lengkap, dan perkataan di buat ringkas untuk ku" (H.R Al Bukhari)

   Ketika Islam datang secara meluas hingga ke luar dari daerah Hijas dan bercampur dengan orang-orang Ajam. Maka berubahlah naluri bahasa tersebut, sebab seringnya mendengar bahasa berbeda dari para pendatang yang bukan orang Arab asli.

     Pendengaran adalah dasar dari naluri berbahasa. Rusaknya bahasa orang Arab sebab apa sering mereka mendengar adalah bahasa dari orang non-Arab asli tersebut.

    Saat itu, pada cendekiawan muslim khawatir dengan apa yang terjadi, mereka takut Naluri bahasa tersebut akan rusak total. Ditakutkan di kemudian hari Bahasa Al-Qur'an dan hadits tidak dapat dipahami lagi. 
.    



Komentar